TAMANSARI MELAWAN!
Bandung kala itu dingin, asri dan tentram
Entah kenapa, ada saja si penguasa yang geram
Masyarakat kecil sudah banyak yang terbelenggu
Lantas mengapa hanya para marjinal yang diganggu?
Diancam, dikoyak, dirusak,
Para yang ter-marjinal-kan akan berteriak
Bertahan demi ideologi dan kebebasan hak hidup
Berjuang demi keluarga kecil agar tak redup
Pernah suatu masa, si marjinal bertanya pada si penguasa
“Hey penguasa, sesungguhnya apa lagi yang kau cari?”
“Aku hanya ingin keabadian dunia.”
“Padahal di dunia tidak ada yang abadi bahkan kau sekalipun!”
Si penguasa tersungkur, menangis tersedu
“Tahukah kau? Hanya dunia yang dapat ku kejar,
karena Aku tahu akhirat yang akan selalu mengejarku.”
“Maka kau tidak pantas menjadi penguasa, karena kau dikejar oleh akhirat. Suatu kehidupan yang abadi.”
“Saat ini, hanya tersisa perjuangan-perjuangan untuk melawan mu.”
“Melawan ketidak-adilan yang merusak ketentraman duniawi.”
“Lambat laun hilanglah sudah sang renjana kalbu.”
“Tak ada lagi kebisingan yang merdu.”
“Tergantikan oleh kebisingan yang berevolusi.”
“Menjadi material berwujud kokoh dan tinggi.”
…
“Kepada para manusia yang tersingkirkan hingga berada di tepi.”
“Bersiaplah untuk maju.”
“Beranikanlah diri.”
“Rebut kembali hak asasi mu.”
“Kau tak layak mati berdiri!”
…