“Kehilangan dan Penyesalan”
Aku pernah menapaki jalan
Yang tak pernah tahu arahnya akan kemana
Terus ku susuri hingga menemukan
Jalan yang terjal dan terjatuh kedalamnya
Ku kira akan terhapus dan terlupakan
Seorang aku, tubuh dan jiwaku
Aku hilang perlahan,
Semakin sadar aku sudah kaku dan bisu
Terdengar keras suara yang mengingatkanku
Begitu keras hingga sangat menyakitkan
Hanya menegur namun perih dan bernanah
Kata-kata itu masih terngiang ditelinga ku
Mungkin Ia kecewa dengan aku yang membawa marga
Mungkin Ia lelah dengan aku yang keras kepala
Mungkin Ia tahu sewaktu-waktu aku akan mengalaminya
Mungkin Ia murka kenapa harus ada karma
Caranya tidak pernah ku pahami dan ku terima
Terlalu mendikte dan seakan apa yang ia katakan benar
Nyatanya ia hanya ingin melindungi ku
Dari kerasnya kehidupan yang pernah ia lalui dulu
Maaf aku tidak menyadarinya
Maaf aku tidak pernah tahu maksudmu
Maaf, bolehkah aku mengeluh?
Maaf, kata-kata mu terlalu menusukku
Sekarang kau pergi begitu saja
Dengan semua caramu yang seakan
Ingin membuatku jauh dari mu
Maaf aku tidak sesabar itu
Hari di mana kau pergi dengan semua yang terjadi
Aku merasakan nafas pertama setelah koma
Sadar di saat semua sudah terlambat, sakit juga ya?
Aku tak sempat mengatakan rasa cinta saat terakhir kali
Apa kau memaafkan ku, Ayah?
Apa kau menyayangi ku, Ayah?
Apa kau bangga memiliki ku, Ayah?
Apa kau bahagia saat terakhir itu, Ayah?
Ku harap dari semua pertanyaan itu, kau menjawab “Iya”.
Bagiku itu yang terpenting sekarang.
|| Selasa, 5 April 1955 — Selasa, 5 Desember 2022 ||