/Imperfect Perfection/

Alia Pulungan
Nov 11, 2020
https://id.pinterest.com/pin/310818811790067955/ (art by Bored panda)

Hari ini sudah terlalu banyak riuh yang bertemu.
Antara satu dengan lainnya namun tak kunjung jemu.
Hari ini aku menampung banyak kejadian historis.
Antara satu dengan lainnya berikatan pun pilu mengiris.
Jejak-jejak itu lekat di otak walau hati berubah melankolis.
Berharap semua tak selesai dalam waktu yang sangat tipis.

Aku ingat kakek itu menghampiri kami yang sedang berdoa.
Perlahan duduk ke tengah-tengah kami yang gegap gempita.
Hanya duduk di trotoar jalanan tanpa beralaskan apa pun.
Dengan wajah tersenyum menyampaikan doa memohon ampun.

Dingin tak juga menghalanginya mendoakan kami.
Mengangkat kedua tangan berucap tanpa tapi.
Bukankah indah seperti ini?
Kami yang tak saling kenal berubah menjadi silaturahmi.

Andaikan hidup selalu begini di bumi,
Apakah ada teriakan kesakitan walau sekecil nadi?
Andaikan saja tak ada kompleksitas pemikiran pasti,
Apakah dunia akan sepanas kayu yang terbakar api?

Ramaiku di sini berbeda dengan ramaiku di sana.
Aku tertawa bahagia namun di sana sedang merana.
Bukan soal ketidakadilan yang menimpa bumi dan seisinya.
Tapi soal teguran yang sudah diabaikan sejak lama.

Apakah kamu paham soal aku yang menyebut melankolis?
Hari ini terasa sempurna bagiku dan lainnya.
Justru itu yang membuatku terluka menganga.
Karena cepat atau lambat kesempurnaan akan tergantikan oleh perpisahan.
Hal pasti yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Madinah, S. A.
09.02.2020.
23.09 Waktu KSA.

--

--

Alia Pulungan

What should I say? You know me from my words written down there. (This is my own works. No copying, anti plagiarism).